Minggu, 30 April 2017

PRO KONTRA Pemuda Menjadi Teladan dan Penggerak Efektif Gerakan Anti Korupsi



PEMUDA SEBAGAI TELADAN DAN PENGGERAK EFEKTIF GERAKAN ANTI KORUPSI
Ditulis oleh Lutvia Sari (160411606839)

Pemuda dengan pribadi yang memiliki idealisme tinggi  tidak hanya berperan sebagai objek pemberantasan dan pencegahan korupsi tetapi juga subjek yang dapat berkontribusi penuh. Pemuda dengan integritasnya adalah motor penggerak perubahan. Pemuda juga harus memiliki visi yang sama dalam menjalankan peran mencegah dan memberantas korupsi agar dapat menjadi “youth influencer” di lingkungannya.  
Korupsi merupakan kejahatan yang besar, tipologi dari korupsi paling banyak dilakukan adalah penyuapan. Padahal suap menyuap adalah hal yang sangat dilarang dalam Islam. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٲلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَـٰطِلِ وَتُدۡلُواْ بِهَآ إِلَى ٱلۡحُڪَّامِ لِتَأۡڪُلُواْ فَرِيقً۬ا مِّنۡ أَمۡوَٲلِ ٱلنَّاسِ بِٱلۡإِثۡمِ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.” (QS. al-Baqarah (2) : 188)
            Begitu juga dengan penipuan, perbuatan tersebut sangat dilarang dalam Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda:
من استعملناه على عمل فرزقناه رزقا فما اخذ بعد ذلك فهو غلول  (رواه ابو داود والحاكم عن بريدة )
Artinya : “ Barang siapa yang telah aku pekerjakan dalam suatu pekerjaan, lalu aku beri gajinya, maka sesuatu yng diambil di luar gajinya itu adalah penipuan (haram).” (HR. Abu Daud, Hakim dari Buraidah)
Saat ini ada dua hal yang harus dilakukan pemuda dalam gerakan antikorupsi. Pertama, lawan korupsi. Kedua, meningkatkan kompetensi diri dan terus berkarya. Kaum muda harus terus meninggikan standar moral pribadi, komunitas dan publiknya. Standar moral yang dimana kejujuran selalu hadir dalam tarikan nafas anak muda, sehingga antikorupsi menjadi budaya, antikorupsi juga menjadi nilai.
Pertama dalam melawan korupsi pemuda harus memulai dengan dirinya sendiri atau yang biasa disebut Ibda’ Binafsik. Contohnya adalah gerakan yang dilakukan oleh para pemuda muhammadiyah melalui dakwah yang disebut “Berjamaah Lawan Korupsi”. Gerakan internalisasi dengan nilai membangun budaya antikorupsi pun dilakukan dengan mendirikan tempat pembinaan antikorupsi yang  mereka sebut sebagai “Madrasah Antikorupsi”. Mereka bekerjasama membangun lembaga dengan harapan agarb bisa mendorong nilai-nilai antikorupsi bagi anak muda Indonesia.
Hal senada juga dilakukan oleh Pemuda Jogjakarta, melalui diskusi “Gerakan Emoh Korupsi”. Mereka berusaha melakukan sosialiasi pemberantasan korupsi melalui seni. Dihari pertama selain digelar pameran juga terdapat pertunjukan wayang spon dengan bertemakan kemerdekaan dan antikorupsi. Dihari kedua acara dilanjutkan dengan diskusi pendidikan antikorupsi. Diskusi ini menyimpulkan bahwa gerakan pendidikan antikorupsi melalui seni adalah suatu gerakan yang lebih membumi, karena seni adalah bahasa keindahan yang lebih mudah dipahami dan disukai. Korupsi sebagai musuh bersama harus dilawan dengan gerakan seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya orang kelas atas.
Selain melalui seni, pemuda juga dapat memberantas gerakan korupsi melalui pengembangan karakter pada para remaja atau pelajar. Tujuannya adalah pertama, agar peserta didik memiliki pengetahuan secara mendalam mengenai tindakan korupsi dan dampaknya dalam ranah politik, sosial, pendidikan dan budaya. Kedua, mengajak peserta didik untuk turut serta menjadi agen gerakan antikorupsi dalam lingkup mereka masing-masing. Ketiga, kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan karakter antikorupsi dalam diri peserta didik. Peserta didik diajak pula memahami dampak korupsi, secara khusus dalam bidang pendidikan dan kehidupan sosial. 18 juta manusia Indonesia masih menderita buta huruf, hal ini akan cepat diatasi apabila 530 triliun uang negara yang dikorupsi tiap tahunnya dialihkan untuk membangun gedung sekolah-sekolah bagi daerah yang belum memiliki sekolah.
Pemuda bisa menjadi seorang motivator, menasihati dan mengajak teman pekerja agar tidak melakukan perbuatan curang seperti yang telah disebutkan.  Partisipasi pemuda memiliki andil besar dalam mensukseskan tindakan preventif tindak pidana korupsi. Terutama untuk mendidik mereka yang lebih muda agar senantiasa mengutamakan sikap kejujuran dalam kesehariannya.
           Setidaknya ada tiga tahapan yang bisa ditempuh dalam membina rekan sejawat yang lebih muda. Mereka yang masih dalam usia anak-anak, lebih diberikan kebebasan. Artinya segala kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan harus dimaklumi sebagai proses pembelajaran dari kesalahan yang mereka lakukan.
Kemudian mereka yang berada pada umur belasan (11-19 tahun), diberikan arahan dan sedikit paksaan untuk ditanamkan nilai kejujuran, diberi himbauan tentang yang salah dan benar, juga yang baik dan buruk. Sehingga mereka yang tidak berbohong atau melakukan perbuatan curang harus diberikan sanksi yang mendidik. Sementara mereka yang berada di kisaran umur dua puluhan ( >20 tahun), diajak diskusi tentang korupsi, kejujuran, perpolitikan, dan hukum kenegaraan. Harapannya, mereka bisa mengeluarkan ide-ide brilian yang bisa mengentaskan masyarakat dari jeratan kemiskinan. Para remaja juga menjadi lebih peduli terhadap nasib bangsa dan bisa meringankan tugas lembaga anti-korupsi karena jiwa anti-korupsi sudah terbentuk di benak generasi muda sedari dini. Sebagaimana pepatah mengatakan, bagaimanapun tindakan pencegahan itu lebih baik dari pada tindakan penanganan dan pengobatan.



PEMUDA TIDAK MENJADI TELADAN DAN PENGGERAK EFEKTIF GERAKAN ANTTI KORUPSI
Ditulis oleh Lutvia Sari (160411606839)

Tanggungjawab usaha pemberantasan korupsi di Indonesia tidak hanya menjadi tangungjawab penegak hukum saja tapi juga menjadi tanggungjawab setiap elemen masyarakat khususnya kaum muda yang merupakan generasi penerus bangsa dan Negara. Peranan pemuda dalam usaha pemberantasan korupsi di Indonesia sangatlah penting peranannya. Pemuda merupakan the high human capital of Indonesia untuk masa depan Indonesia merdeka, oleh karena itu, kaum pemuda (young) harus mulai mengambil peran dalam setiap usaha pembangunan bangsa dan Negara, khususnya usaha pemberantasan korupsi untuk menciptakan Indonesia yang bersih dari KKN dan untuk Indonesia sejahtera.
Ada yang bilang pemuda itu Agent of Change, si pembawa perubahan. Namun dalam realitanya banyak pemuda terjebak dalam gaya hidup pragmatis dan apatis. Pemuda tak mau lagi ambil pusing dengan ragam persoalan pelik. Sehingga pemuda bukan lagi agen kritisisme, tapi justru menjadi budak kekuasaan. Ia lebih memilih tidak tersingkir dari kehidupan elitis daripada berpikir idealis. Yang bermanfaat baginya diambil, sedangkan yang tidak, diabaikan, kendati membawa banyak maslahat bagi bangsanya.
Pelaku korupsi di Indonesia sendiri terdiri dari bermacam latar belakang dan bidang kehidupan. Penyebabnya adalah bobroknya nilai moral dan buruknya pembangunan karakter menjadi salah satu poin penting untuk diperhatikan. Padahal korupsi merupakan kejahatan besar dan memiliki ancaman sekaligus dilarang dalam Islam. Allah SWT berfirman:
وَلا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقاً مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْأِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”(Al-Baqarah: 188)
 Korupsi sendiri dibedakan menjadi dua, ada yang berskala besar dan ada yang berskala kecil. Banyak sekali korupsi kecil yang dilakukan, salah satunya adalah dari kalangan pemuda.
Pemuda disini yang digadang mempunyai idealis tinggi justru dalam kenyataan mereka melakukan sebaliknya. Banyak sekali korupsi-korupsi kecil yang dilakukan oleh pemuda diantaranya yaitu tindakan tawuran antar pelajar. Perbuatan  tawuran antar pelajar di indonesia sudah bukan hal yang baru . Sekarang tawuran antar pelajar sering terjadi karena hal yang sepele misalnya karena gengsi antar sekolah atau perkelahian dari salah satu pelajar dari kedua sekolah tersebut.
Beberapa contoh lain misalnya budaya mencontek yang menjamur pada kalangan pelajar, melalaikan tugasnya sebagai pelajar seperti tidak mematuhi peraturan sekolah dan tidak bertangguhjawab atas amanah yang diberikan kepadanya, budaya penyuapan di lingkungan sekolah. Tidak amanah termasuk korupsi kecil dan hal itu dilarang dalam Islam. Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَخُونُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓاْ أَمَـٰنَـٰتِكُمۡ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. al-Anfal (8) : 27)
Ditambah lagi remaja kini sudah jauh dari sifat kerja keras. Mereka terbiasa mendapat segala sesuatunya dengan mudah karena dimanjakan orang tua. Hal ini yang menyebabkan di masa mendatang mereka  memudahkan untuk mendapat sesuatu yang mereka inginkan dengan cara yang tidak halal, salah satunya dengan cara korupsi.
Hal ini sangat bertentangan sekali dengan sumpah pemuda dimana sumpah pemuda dulunya menjadi bukti otentik bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa. Puluhan tahun yang lalu, dimana kaum muda dari berbagai etnik, ras, dan golongan bersumpah bersama dan berikrar bahwa meraka bercita-cita untuk memperjuangkan keberadaan Indonesia. Tentu saja lain generasi lain juga permasalahan bangsa. Kini di usia Indonesia sudah hampir 72 tahun,  korupsi menjadi permasalahan baru bagi negara bangsa ini. Korupsi semakin merajalela.


Hal-hal kecil seperti ini  jarang disadari oleh kaum muda sebagai penerus bangsa. Bayangkan jika hal ini terus dibiarkan, moral bangsa akan sangat rendah karena terjadi ketidakaturan di mana-mana. Untuk memutuskan budaya tersebut, ada 9 nilai yang harus ditanamkan kepada para pemuda agar terhindar dari virus korupsi. Nilai-nilai tersebut adalah tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, adil, mandiri, peduli, dan berani.

Kamis, 29 September 2016

“GET SCHOLARSHIP TO STUDY IN UNIVERSITY”


 
Lutvia Sari
Mahasiswa Pendidikan Tata Niaga, Fakultas Ekonomi

Berawal dari sebuah mimpi yang kutulis dan kupajang di dinding kamarku aku yakin akan kugapai mimpiku, “Get scholarship to study in University”, begitu tulisannya. Satu dari delapan mimpi besarku begitu juga satu dari seratus mimpi yang kutulis di buku mimpiku. Seorang siswa dari sekolah swasta yang punya mimpi kuliah di universitas negeri memang sebuah khayalan. “Kamu, anak dari seorang pedagang ingin kuliah? Mimpi saja”, begitulah kicauan mereka, ya mereka yang tak punya mimpi. Dengan motivasi tinggi kuberanikan diriku melangkah naik, naik satu tangga. Memang sering kubiasakan mengartikan hidupku seperti seseorang yang sedang menaiki tangga bukan tentang sungai yang mengalir. Dengan keyakinan bahwa kita ini sama, dia makan nasi aku juga makan nasi terus apa perbedaannya. Kalo yang lain bisa kenapa aku tidak. From I can’t to I can from imposible to I’m possible.
Kegagalan demi kegagalan aku lewati, dari kecerobohan pihak sekolah yang tidak memasukkan nilai siswanya ke pangkalan data sekolah dan siswa dimana berarti semua siswa terancam tidak lolos jalur undangan memang sudah bisa ditebak. Saat itu aku mulai putus asa dan risau akan masa depanku. Kucoba mengikuti tes lain yaitu ujian saringan masuk sekolah kedinasan dan juga jalur undangan masuk politeknik negeri, tapi usahaku gagal. Gagal bukan berarti sia-sia. Gagal bukan berarti kalah. Gagal bukan berarti kamu harus berhenti. Memang dalam KBBI gagal artinya tidak berhasil tapi menurut kamusku gagal artinya belum berhasil. Intinya kamu harus habiskan jatah kegagalanmu sampai kamu berhasil. Jika ada kata “Tidak” yang menyertai perjuanganmu, teruslah berjuang, mereka salah menilaimu, kamu adalah baja, kamu tidak akan runtuh hanya di gempur dengan penolakan, kamu tidak bisa dipadamkan, kamu adalah kobaran api yang abadi, selalu yakin dan terus menatap mimpimu seraya berkata :Aku Bisa!”, Kamu Akan Menang!
Dua hari sebelum penutupan pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri kuberanikan diriku untuk mendaftar. Tak lupa ku masukkan UM sebagai pilihan pertamaku, dengan modal nekad, keberanian, dan sisa-sisa ilmu yang masih melekat. Jalur Bidikmisi S1 Ekonomi Pembangunan dan S1 Pendidikan Tata Niaga UM menjadi pilihan pertama dan keduaku. Sebelum tes, kuisi hari-hariku dengan belajar. Zenius, Buku Soal-soal SBMPTN tahun lalu, dan materi-materi yang ku download dari internet adalah teman setiaku. Mulai dari meringkas materi, memahami konsep, dan sesekali menghafal adalah metode belajarku mengingat dimana tinggal dua minggu lagi tes akan dilaksanakan. Kubuat banyak kata motivasi belajar di dinding berharap aku bisa terpengaruh ketika aku malas belajar. Tak lupa secangkir kopi hitam buatan ibu dan drama korea yang sesekali kuputar untuk menghilangkan rasa bosanku.
Hari itu, H-1 pelaksanaan tes SBMPTN secara serentak akan dilaksanakan. Aku dan dua temanku segera pergi ke terminal untuk langsung on the way ke Malang. Tak lupa kuminta restu kedua orangtuaku. Jika digambarkan saat itu kami begitu semangat dan sesekali kumainkan salah satu lagu dari ponselku, “come out...come out...come out... won’t you turn my soul into a raging fire...”, begitu penggalan liriknya. Saat itu sudah sangat larut ketika kami sampai di Malang, setelah survey lokasi kami pun kebingungan mencari tempat penginapan. Untungnya masih ada orang yang berbaik hati menawarkan penginapan gratis kepada kami. Kami habiskan malam itu untuk belajar bersama.
Tes dimulai, seperti biasanya ku kerjakan soal yang aku bisa. Hingga waktu berakhir kira-kira hanya sekitar tujuh puluh soal yang kukerjakan dan kuserahkan semuanya kepada Tuhan, aku percaya hasil tidak akan mengkhianati proses, kata-kata basi memang. Wish me luck. Masa-masa penantian adalah masa-masa paling kurang menyenangkan. Digantung, penuh keabu-abuan antara harapan dan kegagalan. Akhirnya hari itu, 28 Juni 2016 aku dinyatakan lolos seleksi. Pilihan kedua. Betapa senangnya aku saat itu mengetahui  akhirnya aku akan jadi mahasiswa. Banyak ucapan selamat dari temanku. Finally “Get Scholarship to study in University” is getting real. Untuk menang mungkin kalian harus memenangkan pertandingan lebih dari sekali untuk bisa disebut sebagai pemenang. Orang berhasil bukan hanya mereka yang mempunyai kemampuan tetapi mereka yang mempunyai keinginan. You can do whatever you want, start with dream and make it happen.
Registrasi adalah salah satu langkah yang harus dilalui setelah kita dinyatakan lolos. Hari itu, dimana hari yang menyenangkan bisa bertemu para mahasiswa seperjuangan. Kita mengantre panjang. Antrean tak berujung biasanya kusebut. Terlihat raut-raut muka bahagia dan semangat dari mereka, mereka calon-calon temanku. Raut penuh cemas juga dengan harapan agar registrasi berjalan lancar. Tiba akhirnya aku masuk. Setelah mengisi beberapa form aku mengantre agar validasi keuangan ku bisa diberi tanda lunas bukti bahwa aku sudah dibayarkan. Tibalah giliranku, kuserahkan kertas putih validasi itu ke panitia. Selang beberapa detik dengan harap-harap cemas. “Mbak Lutvia Sari, Lutvia Sari? Ya mbak tidak lolos bidikmisi sekarang bayar tiga juta lima ratus dulu ya ke bank”, itulah kata-kata mbak panitia dengan raut muka sedikit datar. Mungkin kalian, ya kalian yang lagi baca ini bisa ngerasain kan gimana rasanya ditolak mentah-mentah, ngerasain betapa sedihnya. Tiga juta lima ratus loh, itu beneran UKT? UKT buat anak yang tidak lolos bidikmisi?. Keberatan.
Salah satu panitia menyarankanku ke gedung o8 untuk konsultasi UKT. Konsultasi dengan harapan agar UKT ku dibebaskan atau minimal ada penurunan golongan UKT. Semua sia-sia, walaupun aku mohon, nangis, gulung-gulung pun kayaknya tidak akan turun juga UKT nya. Wakil Dekan 2 menyarankanku untuk mencicil dengan maksud agar dengan mencicil tersebut aku bisa melanjutkan proses registrasi, tapi apalah aku hanya membawa sedikit uang saat itu. Banyak dari mereka yang mempunyai kisah sama sepertiku. Erika, salah satu calon mahasiswa tidak lolos bidikmisi yang kutemui. Kami sangat menyayangkan akan mahalnya UKT tahun ini. Dengan penuh pertimbangan akhirnya kami mencicil UKT dengan uang seadanya. Kami percaya ada hikmah dibalik semua cerita pahit ini. Kami bersepakat untuk tetap melanjutkan kuliah walaupun tanpa bantuan bidikmisi.
Masalah seakan bertubi-tubi setelah aku dinyatakan tidak lolos bidikmisi, lima hari sebelum perkuliahan dimulai aku mengalami kecelakaan, aku mengalami luka sedang di bagian wajah. Mau tidak mau orangtua ku harus mengeluarkan biaya untuk pengobatanku. Masalah-masalah ini seakan menandakan kepadaku untuk berhenti kuliah saja dan mulai bekerja. Membayangkan kedua orangtuaku yang kesusahan mencari uang hanya untuk kebutuhanku memang tidak mudah. Banyak sekali tantangan dan godaan menghampiri. Tapi percayalah Tuhan hanya akan memberikan masalah bagi orang-orang yang sanggup mengatasinya. SURVIVE. Hidup terlalu indah jika dibuat bersedih. MOVE ON. Pilihan saat itu hanya dua bangkit dari keterpurukan atau tetap sedih dan meratapi keadaan. You are determine your future.
Kabar baik ahirnya datang. Empat hari setelah masuk perkuliahan tepatnya ospek fakultas ada sambutan dari Wakil Dekan 2 yang menyampaikan bahwa akan ada penambahan kuota bidikmisi untuk mahasiswa baru. Antara senang dan haru bercampur. Dan selang beberapa hari berita ini menjadi berita yang begitu mengejutkan. Saat ku konfirmasi ke gedung A3 untuk memastikan apakah berita ini benar, mereka mengiyakan. Dan beberapa hari  kemudian berita ini pun lenyap dan meluap lagi ketika ada pemberitahuan pengumuman bidikmisi di website akun bidikmisi milik kita masing-masing. “Alhamdulillah ya Allah Kau telah menjawab doa-doa kami selama ini”, syukur ku dalam hati. Dari sini saya bisa menyimpulkan, bangkit adalah salah satu cara terbaik untuk menghindari keterpurukan. Yakinlah kesedihan yang lalu akan menjadi suatu kebahagiaan kita saat ini. Jangan mudah menyerah akan keadaan. Jangan biarkan orang lain memberhentikan langkahmu. Buktikan bahwa kamu bisa. Kamu bisa melakukan semua yang kamu mau. Jangan takut untuk bermimpi. Untuk merasakan kesuksesan, sebelum itu kita harus merasakan kepedihan dan keterpurukan, justru di saat itulah jangan pernah menyerah untuk maju. AND FINALLY “GET SCHOLARSHP TO STUDY IN UNIVERSITY” BECOMES TRUE. NOTHING IMPOSSIBLE. THANKS ALLAH.